Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia memberikan beasiswa khusus bagi mahasiswa Indonesia yang dievakuasi ke Tunisia dari Libya.
"Kita di Satgas (Evakuasi WNI) memberikan beasiswa khusus kepada mahasiswa yang akan kita transitkan di Tunis selama tiga bulan," kata Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI Hassan Wirajuda di Jakarta, Jumat.
Menurut Hassan, besaran beasiswa sebanding dengan mahasiswa di Kairo, Mesir.
"Tapi agak mahalan di kota Tunis," katanya.
Hassan menjelaskan bahwa seiring dengan memburuknya situasi di Libya maka Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi seluruh WNI, termasuk para mahasiswa.
Para mahasiswa itu akan ditempat sementara di Tunisia sampai situasi di Libya kondusif.
"Mahasiswa kita akan kita transitkan di Tunisia, dan tidak perlu ke Indonesia," katanya.
Mantan Menteri Luar Negeri itu memperkirakan dalam dua sampai tiga pekan krisis di Libya sudah kondusif.
"Dari situ kita pikirkan kembali pengembaliannya lagi mahasiswa kita di Tripoli Supaya kegiatan belajarnya tidak terganggu," katanya.
Menurut Hassan, jumlah WNI di Libya sekitar 870 orang yang terdiri dari antara lain karyawan PT Wika sebanyak 210 orang, mahasiswa sekitar 150 orang, tenaga kerja Indonesia berjumlah sekitar 60 orang termasuk delapan orang yang bekerja di Istana Muamar Gaddafi, dan sisanya adalah pekerja perusahaan-perusahaan asing.
Kloter pertama evakuasi akan dilakukan Jumat sore waktu setempat dengan titik transit Tunisia dengan menggunakan pesawat carter dari Tunis ke Tripoli dan kembali ke Tunis.
Pada kloter pertama akan dievakuasi 262 orang sesuai kapasitas pesawat.
Dalam beberapa waktu terakhir Libya dilanda oleh aksi unjuk rasa menentang kekuasaan Muamar Gaddafi yang telah berlangsung selama lebih kurang 41 tahun.
"Kita di Satgas (Evakuasi WNI) memberikan beasiswa khusus kepada mahasiswa yang akan kita transitkan di Tunis selama tiga bulan," kata Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI Hassan Wirajuda di Jakarta, Jumat.
Menurut Hassan, besaran beasiswa sebanding dengan mahasiswa di Kairo, Mesir.
"Tapi agak mahalan di kota Tunis," katanya.
Hassan menjelaskan bahwa seiring dengan memburuknya situasi di Libya maka Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi seluruh WNI, termasuk para mahasiswa.
Para mahasiswa itu akan ditempat sementara di Tunisia sampai situasi di Libya kondusif.
"Mahasiswa kita akan kita transitkan di Tunisia, dan tidak perlu ke Indonesia," katanya.
Mantan Menteri Luar Negeri itu memperkirakan dalam dua sampai tiga pekan krisis di Libya sudah kondusif.
"Dari situ kita pikirkan kembali pengembaliannya lagi mahasiswa kita di Tripoli Supaya kegiatan belajarnya tidak terganggu," katanya.
Menurut Hassan, jumlah WNI di Libya sekitar 870 orang yang terdiri dari antara lain karyawan PT Wika sebanyak 210 orang, mahasiswa sekitar 150 orang, tenaga kerja Indonesia berjumlah sekitar 60 orang termasuk delapan orang yang bekerja di Istana Muamar Gaddafi, dan sisanya adalah pekerja perusahaan-perusahaan asing.
Kloter pertama evakuasi akan dilakukan Jumat sore waktu setempat dengan titik transit Tunisia dengan menggunakan pesawat carter dari Tunis ke Tripoli dan kembali ke Tunis.
Pada kloter pertama akan dievakuasi 262 orang sesuai kapasitas pesawat.
Dalam beberapa waktu terakhir Libya dilanda oleh aksi unjuk rasa menentang kekuasaan Muamar Gaddafi yang telah berlangsung selama lebih kurang 41 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar